Jakarta, CNN Indonesia —
Usaha es teh gelas di pinggir jalan mendulang cuan di tengah tren cuaca panas terik di sejumlah wilayah di Indonesia.
Seorang penjual es teh waralaba di daerah Pamulang Estat, Tangerang Selatan Ferdi mengaku omzet penjualannya melesat hingga 250 persen per hari pada bulan lalu.
Pedagang yang baru berjualan selama empat bulan ini mengaku memilih berjualan es teh karena banyak peminat dan mudah.
“Jualan es teh baru jalan 4 bulan. Pilih es teh karena pertama semua orang suka, yang kedua ya simpel aja,” ungkapnya.
Ferdi mengaku pendapatan kotornya pada Mei lalu meningkat hingga Rp700 ribu per hari. Peningkatan omzet ini cukup besar dari bulan-bulan sebelumnya yang hanya berkisar Rp200 ribu – Rp300 ribu.
“Penjualan bulan ini (Mei) dibanding bulan lalu tergolong naik. Omzetnya per hari paling rame 150 cup, sekitar Rp700 ribu. Bulan lalu dan bulan sebelum-sebelumnya omzetnya per hari Rp200 ribu – Rp250 ribu,” bebernya.
Dengan modal berkisar 25 persen dari omzet, Ferdi mampu meraih cuan bersih berkisar Rp500 ribu-an per hari.
Menu yang paling laku di gerai Ferdy adalah es teh normal seharga Rp4.000 per gelas. Meski permintaannya tinggi, ia tak tergoda untuk menaikkan harga.
Berkah berjualan es teh di pinggir jalan juga dirasakan oleh Ujang yang baru berdagang lima bulan terakhir.
Berawal dari coba-coba, Ujang mengaku dalam sehari omzet kotor jualan es teh waralabanya sudah menembus Rp500 ribu per hari.
“Omzet dari bulan-bulan sebelumnya naik turun, tapi omzet bulan ini masih naik lah dibanding bulan kemarin. Bulan kemarin omzetnya per hari sekitar Rp400 ribuan. Bulan ini omzet per harinya di atas 500rb,” bebernya.
Ujang menjelaskan modal per harinya sebesar Rp300 ribu. Artinya, dalam sehari, Ujang bisa meraup untung sekitar Rp200 ribu.
Sementara itu, Satimin memilih untuk berjualan es teh tanpa merek. Ia mengaku membuka bisnis itu sejak musim lebaran lalu sebagai pelengkap warung mie ayamnya.
“Kepikiran tambah jualan es teh karena saya lihat setiap orang mau makan ya bawa teh solo dari luar, makannya saya terinspirasi, kenapa harus dari luar? Ya kita sediakan aja intinya gitu,” jelasnya.
Satimin mengungkap modal awal gerai es teh sederhananya sekitar Rp500 ribu.
“Tidak ada modal khusus yang dialokasikan untuk es teh, tidak pasti. Berbeda dengan penjual es teh franchise,” terang Satimin.
(nma/sfr)