Jakarta, CNN Indonesia —
Harga minyak melanjutkan keterpurukannya pada Senin (13/5) ini.
Mengutip Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent turun 26 sen atau 0,3 persen menjadi US$82,53 per barel pada pukul 00.25 GMT. Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS berada di US$78,03 per barel, turun 23 sen atau 0,3 persen.
Pelemahan itu merupakan lanjutan. Kedua benchmark minyak tersebut ditutup sekitar US$1 lebih rendah pada Jumat (10/5) ketika pejabat Fed memperdebatkan apakah suku bunga AS tinggi yang mereka terapkan bisa membawa inflasi kembali ke level 2 persen.
Analis menyebut komentar dari pejabat Federal Reserve AS itu menekan harga minyak. Pasalnya, perdebatan mengurangi harapan pasar atas penurunan suku bunga yang dapat memperlambat pertumbuhan dan mengurangi permintaan bahan bakar di negara dengan perekonomian terbesar di dunia.
Apalagi saat bersamaan, analis memperkirakan bank sentral AS akan mempertahankan suku bunga kebijakannya pada tingkat saat ini lebih lama, sehingga mendukung dolar. Akibat hasil analisis itu, Greenback menguat dan membuat minyak menjadi lebih mahal sehingga menekan permintaannya.
“Harga minyak juga turun di tengah tanda-tanda lemahnya permintaan yang terdeteksi dari persediaan bensin dan sulingan AS yang meningkat dalam seminggu menjelang dimulainya musim mengemudi di AS.” kata analis ANZ dalam sebuah catatan.
Beruntung, pelemahan harga itu tertahan oleh ekspektasi bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+ akan memperpanjang pengurangan pasokan hingga paruh kedua tahun ini.
(agt)